Tanda dari Binatang

oleh Jim Haeffele

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/revelation/mark-of-the-beast/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Apakah anda akan menerima tanda dari binatang itu? Tanpa tanda itu, anda tidak akan bisa lagi membeli dan menjual. Jika anda menerimanya, anda akan menderita berbagai tulah yang disebut di kitab Wahyu itu. Apa yang sebaiknya anda lakukan?

 

 

 

 

 

 

Telah banyak spekulasi tentang tanda dari binatang yang disebut di kitab Wahyu itu. Apa yang anda perlu ketahui tentang tanda misterius ini?

Nampaknya tidak ada subjek pembicaraan yang lebih menarik perhatian dan yang membingungkan orang daripada tanda misterius yang dibicarakan di kitab Wahyu ini. Banyak buku telah ditulis dan khotbah dipaparkan tentang tanda ini. Banyak teolog telah menawarkan banyak ide-ide yang berbeda tentang hal itu.

Beberapa di antaranya mengatakan itu adalah microchip yang ditanamkan di dahi orang atau suatu tanda yang tidak kelihatan atau sebuah tanda yang kelihatan. Beberapa orang bahkan mengira tanda itu dapat menjadi kartu kredit atau kartu debit bagi orang yang memilikinya.

Tetapi apa yang disingkapkan oleh Alkitab tentang tanda yang penuh teka-teki ini?

Bacaan kunci pemahaman di sini ialah: “Ia juga membuat supaya semua orang, besar dan kecil, kaya dan miskin, orang merdeka dan hamba, diberi tanda pada tangan kanan atau pada dahi mereka. Dan supaya setiap orang tidak dapat membeli atau menjual, kecuali ia yang mempunyai tanda atau nama binatang itu atau bilangan namanya” (Wahyu 13:16-17). Ayat 18 mengidentifikasi siapa binatang itu dari “bilangan namanya” yakni 666.

Jika orang tidak memiliki satu pun dari tanda-tanda identifikasi ini, maka dia tidak akan diperbolehkan melakukan transaksi bisnis secara legal. Orang ini akan mengalami kesulitan untuk mencari nafkah, untuk mendapatkan pekerjaan dan menjalankan usaha.

Apa dan siapa binatang yang di kitab Wahyu itu?

Yohanes, orang yang dipilih Elohim untuk menulis kitab Wahyu itu, mendapat suatu penglihatan yang akan terjadi di masa depan. Berikut ini adalah yang dituliskan dia tentang binatang ini:

“Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Binatang yang aku lihat itu serupa macan tutul, kakinya seperti kaki beruang, mulutnya seperti mulut singa; dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya dan takhtanya, serta kekuasaannya yang besar” (Wahyu 13:1-2).

Untuk memahami apa dan siapa binatang yang disebut di dalam kitab Wahyu ini, kita perlu memulainya dari Daniel 7:1-8, dimana kita menemukan deskripsi empat binatang, yang merepresentasikan empat kerajaan besar di dalam sejarah. Binatang-binatang ini ialah seekor singa (Babel), seekor beruang (Persia), seekor macan tutul (Yunani) dan seekor binatang ke-4 (Roma)

Binatang yang ke-4 yang digambarkan Daniel dan yang dicatat oleh Yohanes inilah yang mempunyai “10 tanduk” dan yang mengalami “luka mematikan” sebelum muncul lagi pada akhir zaman ini (Daniel 7:7-8; Wahyu 13:3). Kerajaan ini adalah “binatang” yang digambarkan di dalam kitab Wahyu itu.

Kita perlu perhatikan bahwa pemimpin manusia dari kerajaan yang akan muncul ini juga merujuk pada sebutan “binatang” itu (Wahyu 19:20). Tanda dari binatang itu adalah tanda atau tanda pengenal dari kerajaan ini.

Kitab Wahyu menjelaskan bahwa seekor naga memberikan kuasa dan otoritas kepada binatang itu. Naga itu adalah Setan atau Iblis (Wahyu 12:9; 20:2). Setan menggunakan binatang ini untuk memerintah dan menyesatkan dunia.

Binatang ke-dua ini menyebabkan orang-orang untuk menerima tanda dari binatang itu.

Mari sekarang kita mengarahkan perhatian kepada perkataan “dia atau ia” di Wahyu 13:16. Bacaan ini menyebutkan, “Ia juga membuat supaya semua orang, besar dan kecil, kaya dan miskin, orang merdeka dan hamba, diberi tanda.” Siapa “dia”? Dalam ayat 11 dikatakan, “Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.”

Karakteristik-karakteristik ini mengindikasikan seorang pemimpin agama palsu yang “menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama” (ayat 12). Binatang ke-2 ini disebut “nabi palsu” (Wahyu 19:20). Tanda ini merepresentasikan bangkitnya kembali Kekaisaran Romawi pada akhir zaman. Para pemimpin agama yang mendukung binatang itu “menyebabkan” orang-orang untuk menerima tanda itu.

Tanda dari binatang itu melambangkan pembangkangan terhadap Elohim

Tanda dari binatang itu akan mengkategorikan orang-orang ke dalam dua grup. Satu grup akan menerima tanda itu dan grup yang lain akan menolaknya.

Rasul Yohanes menuliskan seperti ini, “Dan malaikat yang ketiga mengikuti mereka, ia berkata dengan suara nyaring, ‘Jika seseorang menyembah binatang itu dan patungnya, serta menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum anggur murka Elohim yang telah dituang tanpa campuran ke dalam cawan murkaNya; ia akan disiksa dengan api dan belerang di hadapan malaikat-malaikat kudus dan di hadapan Anak Domba.’” (Wahyu 14:9-10).

Ini menunjukkan penderitaan hebat akan menimpa mereka yang menerima tanda binatang itu.

Di dalam ayat 12 kita melihat kelompok orang yang menolak tanda itu. “Inilah pentingnya ketabahan orang-orang kudus, yang memelihara perintah-perintah Elohim dan iman kepada Yesus.” Ayat ini berbicara tentang orang-orang kudus Elohim – yakni mereka pengikut Kristus yang taat dan setia.

Di seluruh bacaan Alkitab, menaati Elohim adalah tanda dari mereka, yakni orang-orang kepunyaanNya.

Sebagai contoh, dalam memberi pengajaran kepada bangsa Israel zaman dahulu bagaimana merayakan festival tahunanNya, yakni Hari Raya Roti Tidak Beragi, Elohim berkata bahwa ketaatan kepada hukumNya “harus menjadi tanda pada tanganmu” (Keluaran 13:9). Rasul Paulus memperkuat hal ini pada saat berbicara kepada orang Kristen di Korintus untuk terus merayakan atau “berpesta …. dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran” (1 Korintus 5:8).

Jadi, tanda dari binatang itu melambangkan ketidaktaatan terhadap perintah-perintah Elohim dan penolakan iman Yesus Kristus.

Kitab Wahyu berkata bahwa mereka yang menerima tanda dari binatang itu akan menerima tujuh tulah terakhir, sementara orang-orang kudus yang setia digambarkan sebagai orang-orang yang “menang atas binatang itu” (Wahyu 15:2). Orang-orang yang setia ini akan diberi kehidupan kekal dan akan memerintah dengan Kristus pada kedatanganNya yang ke dua kalinya (Wahyu 20:4).

Apa tanda dari binatang itu?

Sebagaimana kita telah lihat, tanda khusus ini menentukan siapa yang boleh atau tidak boleh melakukan transaksi bisnis resmi. Tetapi siapa yang menerima tanda pengenal ini akan diperbolehkan untuk “membeli dan menjual.” Alkitab dengan terang-benderang menjelaskan baik buruk dampak keuangan yang akan terjadi atas dasar entah orang memiliki atau tidak memiliki tanda dari binatang ini.

Kita juga memperhatikan bahwa ada satu perintah Elohim yang sering berkaitan dengan kegiatan bisnis atau pekerjaan dan hal itu menandai orang-orang kepunyaan Elohim. Dari 10 perintah Elohim itu, Perintah Keempat adalah perintah yang paling berhubungan dengan pekerjaan, mencari nafkah dan menjalankan usaha. 

Perintah itu berkata, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau seharusnya bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah Sabat bagi YAHWEH, Elohimmu” (Keluaran 20:8-10).

Sebagian besar orang berpikiran bahwa hari beribadah itu hari apa saja – tidak ada bedanya, tetapi bagi Elohim itu berbeda. Pada zaman ini, kita memerlukan “iman Yesus” untuk menghindari bekerja pada hari Sabat untuk menguduskannya. Untuk informasi lebih lanjut, bacalah artikel-artikel kami tentang hari Sabat. (Silakan menggunakan kolom search pada situs ini dengan kata kunci “Sabat”)

Apa itu tanda menurut Alkitab?

Bahasa Yunani charagma di dalam Wahyu 14:9 berarti “sebuah goresan, yaitu stempel (sebagai sebuah lencana pengabdian)” (Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries). Dengan demikian sebuah tanda adalah merek atau tanda pengenal.

Di dalam Alkitab, Hari Sabat itu disebut sebagai “tanda” antara Elohim dengan orang-orang kepunyaanNya (Keluaran 31:13, 17; Yehezkiel 20:12). Hari Sabat itu memperkenalkan orang-orang kepunyaan Elohim sebagai orang-orang yang dikuduskan atau dipisahkan oleh Elohim.

Yesus berkata, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat" (Markus 2:27-28). Hingga sekarang, hari Sabat itu tetap merupakan perintah Elohim dan itu sebagai tanda yang memperkenalkan orang-orang kepunyaan Elohim. 

Kejadian lain tentang memperkenalkan orang-orang kepunyaan Elohim terdapat di kitab Yehezkiel dimana Elohim menyuruh seorang penyalin kitab menuliskan, “Berjalanlah ke tengah-tengah kota Yerusalem, dan goreskanlah sebuah tanda di dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan bersedih karena segala kekejian yang dilakukan di antara mereka" (Yehezkiel 9:4). Tanda ini menandai mereka yang menaati Elohim dan bersedih hati atas dosa-dosa di dalam kota itu.

Lokasi tanda dari binatang itu

Bacaan di kitab Wahyu memaparkan bahwa mereka yang menerima tanda dari binatang itu akan dibubuhkan pada “tangan kanan atau pada dahi mereka” (Wahyu 13:6). Banyak orang berpendapat bahwa tanda itu akan seperti tanda fisik pada kulit mereka, dan hal ini tentu mungkin sekali.

Namun karena kitab Wahyu menggunakan banyak simbol, kita harus melihat kemungkinan bahwa referensi untuk “tangan kanan” dan “dahi” adalah simbolis. Jika demikian, apa artinya?

Di dalam Alkitab, tangan kanan dapat merepresentasikan perbuatan kita, pekerjaan kita dan usaha kita. Sedangkan dahi dapat melambangkan keyakinan batin, intelek dan apa yang terdapat di dalam pikiran kita. Dengan demikian, tanda dari binatang itu berhubungan dengan apa yang kita percayai di dalam pikiran dan apa yang kita kerjakan dengan tangan kita. 

Bandingkan ini dengan yang disebut di kitab Ulangan 6:8, dimana Elohim memerintahkan orang Israel untuk mengikatkan perintah-perintah itu “sebagai tanda pada tanganmu dan … itu menjadi lambang di dahimu.”

Hubungan antara pikiran kita dengan perbuatan kita merupakan sebuah penjelasan yang baik akan iman kita. Di dalam Alkitab “iman Yesus” yang hidup memiliki dua bagian, yakni, percaya dan tindakan kita di dalam iman sesuai dengan apa yang kita percayai. 

Bagaimana menghindari tanda dari binatang itu

Alkitab berkata bahwa tanda dari binatang itu akan dipaksakan kepada dunia yang memang tidak menaruh curiga sebelum kedatangan Yesus Kristus yang ke-dua kalinya. Mayoritas orang tidak akan menyadari bahwa dunia ini telah mengikuti sistem ajaran agama palsu.

Tetapi Elohim memberi mereka yang membaca Alkitab dan mempercayai bahwa ayat-ayat Suci adalah pilihan yang jelas. Jika kita berpegang pada atau mengimani iman Yesus Kristus dan menaati perintah-perintah Elohim, kita dapat menolak tanda dari binatang itu.

Memilih untuk mematuhi Elohim akan mengalami konsekuensi dari mereka-mereka yang menerima tanda dari binatang itu. Tetapi inilah pilihan yang harus kita buat untuk menyenangkan Elohim dan untuk menerima kehidupan kekal di dalam keluargaNya.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry