Yesus di dalam Perjanjian Lama?

oleh Erik Jones

https://lifehopeandtruth.com/god/who-is-jesus/christ-was-the-god-of-the-old-testament/

Sebagian besar orang menghubungkan Yesus dengan Perjanjian Baru, tetapi apakah Dia juga di dalam Perjanjian Lama? Apakah Yesus sungguh merupakan Elohim yang berinteraksi dengan umat manusia di dalam Perjanjian Lama itu?

 

 

 

 

 

Siapa Elohim yang berbicara di dalam Perjanjian Lama itu?

Alkitab menunjukkan bahwa Dia yang kemudian datang ke bumi ini sebagai Yesus Kristus adalah Elohim yang berinteraksi dengan orang Israel di Perjanjian Lama. (Elohim Bapa juga disebut di dalam Perjanjian Lama, tetapi tidak memperlihatkan DiriNya kepada manusia).

Ketika orang membaca ayat Kitab Suci di Perjanjian Lama, mereka mengira Elohim itu kejam dan pendendam. Pandangan ini barangkali hanya didasari pada bacaan kisah-kisah terkenal dari Perjanjian Lama itu.  

Contoh-contoh Perjanjian Lama digunakan untuk memberi gambaran bahwa Elohim itu kejam:

  • Elohim menghalau Adam dan Hawa dari Taman Eden dan membinasakan bumi ini melalui air bah.
  • Dia menulahi Mesir pada zaman dahulu.
  • Dia menyuruh orang Israel membasmi orang Kanaan melalui perang.
  • Dia menghukum Israel dan Yehuda dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain.

Banyak orang menginterpretasikan semua ini sebagai tindakan dari seorang Elohim yang kejam untuk membalas dendam demi keadilan.

Contoh-contoh Perjanjian Baru yang digunakan untuk mendeskripsikan Yesus yang lemah lembut

Pada sisi lain, banyak yang telah melihat Yesus di dalam Perjanjian Baru sebagai sosok yang sangat berbeda. Ayat-ayat Perjanjian Baru memperkenalkan Yesus Kristus, sebagai Anak Elohim, yang mengajar tentang kasih terhadap sesama, menunjukkan belas kasihan, menyembuhkan banyak orang, dengan lemah lembut memangku anak-anak dan mengorbankan hidupNya sebagai persembahan untuk menyelamatkan orang dari penalti dosa.

Dengan membandingkan contoh-contoh ini, beberapa orang telah menyimpulkan bahwa Elohim Perjanjian Lama itu adalah Elohim Bapa – Elohim yang kejam dalam menetapkan keadilan, penghakiman dan hukuman. Dan bahwa Elohim Perjanjian Baru itu adalah Yesus, Anak – adalah Elohim yang pengasih, baik dan penuh belas kasihan.

Beberapa orang bahkan percaya bahwa Yesus datang untuk menengahi antara kita dengan Elohim Bapa – yang pada dasarnya untuk menyelamatkan kita dari larangan hukum-hukumNya dan kehendakNya untuk menghukum kita atas dosa kita!

Tetapi apakah Elohim itu berbeda di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? 

Sebenarnya, apabila kita mempelajari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru secara seksama, kita akan menemukan bahwa stereotype [prasangka subjektif] itu tidak benar dan akurat. Di dalam Perjanjian Lama, Elohim digambarkan bahwa Dia baik, pengasih dan lemah-lembut (Ulangan 10:18; Mazmur 86:5; Yesaya 40:11). Di dalam Perjanjian Baru, Yesus bisa jadi sangat tegas terhadap dosa ketika Dia harus bertindak tegas (Matius 21:12-13; 23:13; Markus 8:33).

Apakah Bapa di Perjanjian Baru adalah Elohim yang kita baca di Perjanjian Lama?

Yohanes menyingkapkan sebuah kebenaran yang mengejutkan tentang Bapa di injil Yohanes 1:18: “Tidak ada seorang pun yang pernah setiap saat melihat Elohim; Putra Tunggal yang bersama Bapa, Dialah yang telah menyatakanNya.”

Yesus juga berkata, “Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suaraNya, rupaNya pun tidak pernah kamu lihat” (Yohanes 5:37).

Dua ayat ini mengajarkan kita sebuah fakta penting: Bapa itu belum pernah secara langsung berbicara kepada siapa pun atau secara langsung dilihat oleh siapa pun.

Tetapi apabila kita membaca seluruh Perjanjian Lama itu, kita akan melihat banyak kejadian ketika Elohim itu dilihat oleh, dan berkomunikasi dengan manusia. Istilah teologi untuk ini adalah theophany. Theophany ialah ketika Elohim mengizinkan DiriNya untuk dilihat atau didengar oleh manusia.

Berikut ini adalah dua contoh theophanies di dalam Perjanjian Lama:

  • “Tetapi, YAHWEH Elohim memanggil Adam dan berfirman kepadanya, ‘Di manakah engkau?’ Adam menjawab: ‘Ketika aku mendengar suara-Mu di taman, aku merasa takut karena aku telanjang, maka aku bersembunyi’” (Kejadian 3:9-10). Adam jelas mendengar suara Elohim.
  • “Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya” (Keluaran 33:11). Musa jelas mendengar dan melihat Elohim.

Ada banyak theophanies yang menunjukkan Elohim berinteraksi secara langsung dengan orang di dalam Perjanjian Lama (Kejadian 2:16-17; 6:13-14; 12:1; 17:1; 18:1; Keluaran 3:4-6; 24:9-11; 33:22-23; Bilangan 12:6-8; Ulangan 4:33; Yeremia 1:4-10).

Kita melihat bahwa di dalam Perjanjian Lama itu satu makhluk ilahi yang menyatakan DiriNya sebagai Elohim dan TUHAN berhubungan langsung dengan orang. Namun, menurut Yesus, makhluk ilahi ini tidak mungkin itu Elohim Bapa karena Yesus secara spesifik berkata bahwa tidak seorang pun yang pernah mendengar atau melihat Bapa.

Yesus juga berkata bahwa salah satu alasan kedatanganNya ke bumi ini ialah untuk “menyatakan” BapaNya (Matius 11:27). Seandainya Bapa sudah dikenal luas oleh bangsa Israel yang telah memperlihatkan DiriNya sepanjang Perjanjian Lama itu, tidak mungkin perlu lagi untuk menyatakanNya! Yesus datang untuk menyatakan BapaNya karena orang tidak mengenal Dia.

Tetapi jika Dia yang menyatakan DiriNya kepada patriark [orang-orang sesepuh] dan Israel di dalam Perjanjian Lama itu bukanlah Elohim Bapa – lalu siapa Dia?

Yesus adalah Elohim yang di Perjanjian Lama itu

Apabila kita mempelajari Alkitab secara seksama kita akan jelas memahami bahwa Elohim yang berinteraksi dengan manusia di dalam Perjanjian Lama itu adalah Dia yang turun ke bumi dan menjadi Yesus Kristus.

Ayat Kitab Suci yang paling jelas untuk ini terdapat di Yohanes 1:1: “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama Elohim, dan Firman itu adalah Elohim.”

Di dalam ayat 14, Firman ini secara jelas disebut sebagai Yesus Kristus: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Yesus jelas disebut sebagai Firman. Berikut ini ada tiga hal yang dapat kita pelajari tentang Firman itu (Yesus) dari Yohanes 1:1

  • Dia telah ada dari mulanya – (arti lain, dia sudah ada sebelum segala sesuatu ada). Dia tidak berawal sebab Dia kekal.
  • Dia telah ada bersama yang lain yang kita kenal sebagai Elohim Bapa.
  • Dia sendiri adalah juga Elohim.

Jadi, sebelum Dia dilahirkan melalui Maria, Yesus adalah “Firman.” Tetapi apa yang dijelaskan titel ini kepada kita tentang Yesus sebelum kelahiranNya sebagai manusia?

“Firman” di dalam Yohanes 1:1 diterjemahkan dari bahasa Yunani Logos, yang artinya “sebuah perkataan” atau “sesuatu yang dikatakan” (Strong’s Greek Dictionary). Definisi ini mencakup kedua-duanya: pikiran dan perkataan yang diucapkan  

Titel ini memberi pengertian ketika kita menghubungkannya ke ayat-ayat Kitab Suci yang telah kita telusuri tentang Elohim Perjanjian Lama itu yang berkomunikasi dengan manusia. Dialah makhluk yang berbicara itu.

Firman itu adalah, pada dasarnya, Dia yang melayani sebagai spokesman on behalf of the Father [juru bicara atas nama Elohim Bapa]. Dia yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi akan kehendak BapaNya kepada umat manusia – selama masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ketika berita atau wahyu Elohim diberikan, itu diberikan melalui Firman itu – yang kemudian menjadi Yesus Kristus – atau melalui malaikat. Elohim Bapa tidak pernah berbicara langsung dengan manusia.

Yesus Kristus menyatakan identitasNya dengan sangat jelas – kadang-kadang bahkan pada situasi yang membahayakan diriNya! Di dalam Yohanes 8 Yesus berkata bahwa Dia mengenal Abraham (ayat 56).

Abraham telah hidup dan mati hampir 2,000 tahun sebelumnya dan Yesus memberikan pernyataan yang menyinggung perasaan orang-orang Yahudi saat itu. Mereka menganggap itu sebagai hujat karena meraka pikir usia Yesus “belum sampai lima puluh tahun” tetapi mengatakan telah mengenal Abraham (ayat 57).

Tetapi jawaban Yesus bahkan lebih mengejutkan mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada" (ayat 58).

Ya, Yesus Kristus menyatakan bahwa Dia telah ada sebelum Abraham. Akan tetapi, dengan mengatakan ini, Yesus juga memberi sebuah isyarat yang lebih jelas tentang DiriNya yang tentu masih dalam ingatan orang-orang Yahudi yang marah itu dan yang mengelilingi Dia. Yesus menyatakan DiriNya sebagai “I AM” [AKULAH AKU]. Ini tentu merupakan titel ilahi Elohim!

Ketika Dia menampakkan diri kepada Musa dari belukar yang sedang terbakar itu, Elohim menyatakan DiriNya sebagai “AKU ADALAH AKU” dan “AKULAH AKU”(Keluaran 3:14).

Apa makna dari nama “I AM” [AKULAH AKU]”?

Dengan mengidentifikasikan DiriNya sebagai “AKULAH AKU,” Yesus menyatakan bahwa Dia telah ada dalam kekekalan.

Yesus Kristus menyatakan DiriNya sebagai Elohim Abraham dan Musa, dan Dia yang menuntun Israel keluar dari tanah Mesir.

Ribuan tahun setelah Yesus menyebut DiriNya “AKULAH AKU,” rasul Paulus meneguhkan identitas Kristus sebagai Elohim yang memimpin Israel di padang gurun di 1 Korintus 10:1-4:

“Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari Batu Karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus”

Elohim yang memberi air minum yang keluar dari batu kepada orang Israel dan yang melindungi mereka setiap hari dan malam adalah Firman itu (yakni Dia yang kemudian menjadi manusia Yesus Kristus).

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang arti nama-nama yang dimiliki Elohim, artikel kami yang berjudul “Names of God.” menjelaskannya.

Elohim menciptakan segala sesuatu melalui Yesus

Sebelum kelahiranNya sebagai manusia, Yesus Kristus itu sendirilah Orangnya yang melaluiNya Elohim menciptakan segala sesuatu. Rasul Paulus menyingkapkan fakta ini dengan sangat jelas di dalam suratnya.

Kita membaca bahwa “Elohim [Bapa] … menciptakan segala sesuatu melalui Yesus Kristus” (Efesus 3:9). Yesus Kristus, yakni Firman itu, di bawah arahan Bapa, menciptakan “segala sesuatu” – alam malaikat, alam semesta dan semua kehidupan fisik.

Kolose 1:16-18 menyingkapkan fungsi dari Firman itu. Tidak hanya “menciptakan segala sesuatu  … yang di sorga dan di bumi ini,” melalui Dia, tetapi juga berkuasa atas seluruh pemerintah dan kekuasaan yang ada di bahwa naungan Bapa. Ini berarti bahwa Kristus memiliki kekuasaan atas seluruh dominion malaikat dan manusia. Dia telah berada “sebelum segala sesuatu” (Dia kekal), dan “segala sesuatu ada di dalam Dia” (ayat 17).

Ini ada dua lagi ayat yang memperkuat kebenaran bahwa Elohim Bapa menciptakan segala sesuatu melalui Firman itu:

  • “Ada … satu Tuhan, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup” (1 Korintus 8:6).
  • Elohim … pada zaman akhir ini telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Elohim telah menjadikan alam semesta.

Bagaimana Yesus dan Bapa itu satu

Kita telah membahas sepintas tentang topik yang sangat penting ini. Ada banyak yang kita perlu pahami tentang identitas Elohim Bapa dan Yesus Kristus. Tetapi kebenaran utama untuk memahaminya ialah bahwa Elohim Bapa dan Yesus Kristus, AnakNya, hidup dalam kesatuan harmoni seia sekata.

Itulah yang dimaksudkan Yesus ketika Dia berkata, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30). Mereka berbagi dalam satu karakter kasih yang sempurna, kebenaran, belas kasihan dan karunia. Pikiran mereka sama, dan ketika Anak berbicara atas nama BapaNya sebagai Firman itu, Dia dengan sempurna mengkomunikasikan kehendak dan keinginan BapaNya (Yohanes 14:24).  

Meskipun Elohim Bapa tidak berbicara secara langsung kepada orang, Dia disebutkan di dalam Perjanjian Lama (misalnya, baik Bapa maupun Anak adalah nyata di ayat-ayat Alkitab seperti Kejadian 1:26; 11:7; dan Mazmur 110:1. Bapa telah menentukan rencanaNya untuk umat manusia melalui Yesus, dari awal sampai akhir.

Tidak hanya karakter Elohim (Bapa dan Anak) itu konsisten selamanya, ekspektasi Elohim bagi umat manusia juga tetap sama. Sangatlah penting bagi kita untuk mempelajari dan memahami baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru (1 Korintus 10:11; 2 Timotius 3:16). Hukum rohani Elohim – yang diringkaskan dalam 10 Perintah – telah tetap konsisten dan mengikat.

Untuk mempelajari tentang konsistensi karakter Elohim yang kita bisa baca di dalam Alkitab, barangkali anda tertarik melihatnya di infografis pada situs kami “The Consistent Characteristics of God From the Old to New Testament.”

Elohim Bapa dan Yesus Kristus tetap sama “baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibrani 13:8; Maleakhi 3:6)!

Jadi siapa Elohim di dalam Perjanjian Lama itu?

Singkatnya, di sebagian besar tempat, Elohim yang kita baca di dalam Perjanjian Lama itu adalah Dia yang kemudian datang menjadi manusia Yesus Kristus.

Yesus Kristus adalah Dia yang melaluiNya Elohim Bapa menciptakan segala sesuatu, yang berinteraksi dengan manusia seperti Adam dan Musa, dan yang memimpin Israel keluar dari tanah Mesir yang berjalan melalui padang gurun. Dia melakukan segala sesuatu atas nama BapaNya yang dikenal di Perjanjian Baru sebagai Elohim Bapa.

Elohim Bapa adalah penguasa tertinggi di dalam keluarga Elohim dan mengarahkan Firman (Kristus) dalam segala sesuatu yang Dia jadikan. Bapa dan Anak bekerja sama dalam keharmonisan yang sempurna sebagai satu tim.

12 Bukti Bahwa Yesus Kristus adalah Elohim dan Kekal

  1. Yesus adalah Firman yang dari mulanya bersama-sama dengan Elohim dan Firman itu adalah Elohim (Yohanes 1:1-3; Wahyu 19:13).
  2. Yesus telah ada sebelum Abraham dan mengatakan “Aku ada” (Yohanes 8:57-58; 17:5).
  3. Yesus disebut Elohim dan Juruselamat (Titus 2:13).
  4. Hanya Elohim dapat disebut Juruselamat kita (Yesaya 43:11; Hosea 13:4; Titus 3:4; 2 Timotius 1:10).
  5. Tomas mengatakan kepada Yesus, “Tuhanku dan Elohimku” (Yohanes 20:28).
  6. Yesaya menubuatkan bahwa satu dari sebutan Mesias adalah “Elohim Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal, Raja Damai” (Yesaya 9:6-7).
  7. Mikha bernubuat bahwa Mesias berasal “from everlasting” [dari kekekalan] – dengan kata lain sudah ada dan selalu ada (Mikha 5:2). 
  8. Tidak ada yang pernah melihat atau mendengar suara Bapa, namun Elohim Perjanjian Lama itu telah dilihat atau didengar oleh beberapa orang, ini artinya makhluk ini adalah Dia yang kemudian telah menjadi manusia Yesus Kristus (Yohanes 1:18; 5:37; 1 Yohanes 4:12; Keluaran 24:9-11).
  9. Anak [Yesus] itu dinyatakan sebagai Elohim (Ibrani 1:8; 5; Lukas 20:41-44).
  10. Yesus adalah Tuhan yang duduk di sebelah kanan Bapa (Mazmur 110:1,5; Lukas 20:41-44).
  11. Yesus Kristus ada sebelum segala sesuatu, dan segala sesuatu ada oleh karena Dia (Kolose 1:15-17)
  12. Yesus adalah Elohim dengan “menyatakan diri dalam rupa manusia” (1 Timotius 3:16).

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry