Empat Alasan bahwa Hari Natal itu Bukanlah Kristiani.

oleh Eddie Foster 

https://lifehopeandtruth.com/god/blog/four-reasons-christmas-is-not-christian/ 

Jutaan orang di seluruh dunia ini akan merayakan Hari Natal tahun ini. Akan tetapi, barangkali akan mengejutkan, dimana fakta menunjukkan bahwa hari Natal itu bukanlah Kristiani!

Sebagaimana jutaan orang di seluruh dunia ini mendekorasi pohon natal, membungkus dan membagi-bagikan hadiah natal, dan menceritakan anak-anaknya tentang kisah Santa Claus – sebuah pertanyaan fundamental harus dijawab. Apakah perayaan Natal itu “Kristiani”?

Karena perhatian diarahkan kepada kisah kelahiran Kristus dan lagu-lagu natal yang merayakan bayi Yesus, barangkali banyak orang akan terkejut pada saat ini ketika mendengar seseorang berkata, “Saya tidak merayakan Natal karena perayaan natal itu bukanlah Kristiani.”

Baru-baru ini telah banyak dilakukan orang secara terbuka untuk “menolak perayaan Natal,” dan ternyata bukan hanya mereka yang bias akan hal-hal yang ditafsirkan dengan agama yang menolak Natal serta hiasannya. Mengapa orang Kristen – yang benar-benar percaya akan Allah Bapa dan Yesus Kristus – harus secara sadar membuat keputusan untuk menolak perayaan Natal itu?

Empat alasan Natal itu bukanlah Kristiani

1. Des. 25 adalah tanggal yang salah, dan itu dirayakan untuk dewa yang salah. Des. 25 itu ditetapkan sebagai kelahiran dewa pagan, yakni dewa penyembah berhala – bukan kelahiran Kristus.

Meskipun Des. 25 dianggap sebagai hari kelahiran Yesus oleh sebagian besar orang yang menyebut agamanya Kristen, tidak ada bukti bahwa tanggal itu adalah sungguh tanggal kelahiranNya. Alkitab tidak memberikan kita tanggal lahir Kristus, tetapi ada beberapa petunjuk bahwa kelahiranNya jatuh pada bulan-bulan yang tidak di musim salju pada tahun itu. Periksalah artikel kami yang berjudul  “The Birth of Jesus” untuk mempelajari lebih dalam tentang apa yang diindikasikan Alkitab tentang kelahiran Yesus.

Des. 25 ditetapkan sebagai hari kelahiran Kristus kira-kira 300 tahun setelah Dia lahir yang pada dasarnya untuk mendorong para pengikut agama-agama penyembah berhala yang merayakan hari tersebut sebagai usaha menarik mereka ke Kekristenan. Satu dewa paganisme yang kelahirannya dirayakan pada akhir Desember ialah dewa Mithra.

2. Sebagian besar tradisi Natal berasal dari perayaan agama penyembah berhala (pagan), bukan dari Alkitab.

Saat yang dipilih sebagai saat Natal setiap tahunnya, yakni seminggu sebelum Natal, berkorelasi dengan perayaan festival Saturnalia. Festival ini dirayakan untuk menghormati dewa Saturn, dewa pertanian orang Romawi. Dua di antara tradisi Saturnalia yang terpelihara hingga saat ini pada hari Natal termasuk pemberian hadiah dan penampilan lampu-lampu yang bercahaya. Allah memerintahkan untuk tidak pernah beribadah kepada Dia dengan praktek-praktek agama penyembah berhala: “Jangan kamu berbuat seperti itu terhadap TUHAN Allahmu” (Ulangan 12:4).

Karena istilah “pagan” tidak banyak dibicarakan atau digunakan sekarang ini, adalah penting bagi kita untuk memahami artinya. Paganisme merujuk pada agama-agama penyembah berhala, mereka tidak menyembah Allah yang benar yang terdapat pada Alkitab. Ibadah pagan sering menyangkut politeisme (penyembahan pada banyak allah) dan sering memusatkan ibadahnya pada elemen-elemen yang terdapat pada alam.

3. Tidak ada Santa Claus. Orangtua hendaknya jangan membohongi anak-anaknya

Salah satu yang paling populer dari tradisi hari Natal ialah menceritakan kepada anak-anak bahwa ada seorang periang dengan perut buncit yang dinamakan Santa Claus yang mengantarkan hadiah-hadiah natal kepada anak-anak yang baik di seluruh dunia. Tradisi ini praktis membuat Santa Claus seperti seorang yang menyerupai makhluk ilahi – yang mampu mendengar doa dan keinginan anak-anak dan mengunjungi mereka semua di seluruh dunia pada suatu malam (dengan kuasa supernatural). Dan dia digambarkan sebagai orang yang tetap hidup dalam usia yang sama (hidup kekal).

Sudah barang tentu ini semua mitos dan tidak terdapat di dalam Alkitab. Apakah Kristiani bagi orangtua untuk mengajar mitos ini kepada anak-anak mereka? Alkitab jelas mengatakan bahwa berbohong adalah dosa: “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu” (Keluaran 20:16). Bagaimana kita mengesampingkan anak-anak dari perintah ini? Itu tidak Kristiani untuk mengabadikan mitos-mitos seperti Santa Claus – terutama kepada anak-anak yang tak berdosa.

4. Orang Kristen hendaknya merayakan hari-hari kudus yang dirayakan Yesus, bukan hari-hari libur yang berasal dari agama penyembah berhala (paganisme).

Imamat 23 mencatat tujuh hari raya yang disebut hari-hari raya Allah. Allah menciptakan hari-hari kudus bagi orang-orang pilihanNya – yakni jemaatNya. Alkitab mencatat bahwa Yesus Kristus merayakan hari-hari raya ini (Lukas 22:15-16; Yohanes 7:10).

Mengapa anda tidak merayakan hari-hari kudus yang terdapat di dalam Alkitab – tetapi memelihara perayaan-perayaan buatan manusia yang dimaknai sebagai perayaan Kristen ratusan tahun setelah Alkitab ditulis?

Untuk mempelajari lebih dalam arti perayaan hari-hari raya alkitabiah Kristen, bacalah artikel kami yang berjudul “Arti hari-hari Raya: Apa Arti dari Setiap Perayaan Hari-hari Raya Allah?” pada situs ini – ditautan berikut ini http://philippines.cogwa.org/articles/entry/arti-hari-hari-raya-apa-arti-dari-setiap-perayaan-hari-hari-raya-allah

Pertanyaan yang memerlukan jawaban-jawaban

Jadi, kembali kepada pertanyaan awal kita tadi: Apakah Natal itu Kristiani? Mari kita jawab pertanyaan ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang mirip berdasarkan poin-poin di atas:

  1. Apakah Kristiani untuk merayakan kelahiran Kristus pada hari kelahiran dewa matahari yang dahulu ada?
  2. Apakah Kristiani untuk memelihara dan melestarikan praktek-praktek ibadah penyembah berhala yang ada pada zaman dahulu dengan menamakannya sebagai perayaan Kristen?
  3. Apakah Kristiani untuk berbohong kepada anak-anak dengan menceritakan keberadaan figur sebuah mitos?
  4. Apakah Kristiani untuk mengabaikan hari-hari raya yang ditetapkan di dalam Alkitab tetapi merayakan perayaan yang tidak terdapat di lembaran manapun di dalam Alkitab?

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini kembali ke pertanyaan awal dan jawabannya adalah: Tidak, Natal bukanlah Kristiani.  

Perhatikanlah perkataan Yesus yang mengatakan: “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri” (Markus 7:9)

Tahun ini, daripada merayakan Natal, mengapa tidak mempelajari perayaan-perayaan kudus yang ada di dalam Alkitab yang disingkapkan Allah dan mempelajari maknanya tentang rencana penyelamatan Allah bagi umat manusia. Kalender perayaan festival Allah mulai pada pertengahan bulan Maret untuk tahun 2018.

Untuk mempelajari lebih dalam tentang hari-hari kudus Allah, periksalah buklet kami yang berjudul “From Holidays to Holy Days: God’s Plan for You.”

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry