Tiga Perkataan “Tidak” Sebelum Anda Mengatakan “Ya”

oleh Debbie Pierce

https://lifehopeandtruth.com/relationships/marriage/before-you-say-i-do/

Anda telah jatuh cinta, dan anda telah merencanakan sebuah pernikahan yang indah! Anda memilih hari pernikahan itu, memilih corak kartu undangan, memesan kue pernikahan …. Anda sudah siap melangkah di lorong berkarpet merah itu – atau apakah demikian?  

Apabila anda pernah membangun sebuah rumah, sudah barang tentu anda harus mempertimbangkan sebuah pertanyaan penting: Bentuk fondasi yang seperti apa yang akan anda letakkan? Fondasi adalah bangunan awal yang di atasnya akan kita bangun rumah tersebut; tetapi itu tidak begitu nampak. Tetapi fondasi itu merupakan hal penting, sepenting rumah yang akan kita bangun di atasnya. Peran fondasi sangatlah vital, karena hal itu merupakan penopang dan memberi stabilitas bagi seluruh bangunan rumah.

Keluarga itu ibarat sebuah rumah, dan keluarga membutuhkan hubungan pernikahan yang kokoh sebagai fondasinya. Keluarga merupakan dasar bangunan bagi masyarakat.

Namun demikian institusi pernikahan telah mengalami sebuah pukulan berat. Banyak orang mengeluhkan dan bertanya, “Ada apa dengan pernikahan?” Sekarang ini sudah semakin banyak mengalami fondasi yang rusak dan melihat keluarga mereka hancur berantakan.  

Tiga perkataan tidak untuk sebuah fondasi yang kokoh

Bahan pilihan komposisi adukan semen sering kali menjadi sesuatu yang krusial untuk fondasi. Ia memiliki kekuatan dan daya tahan, keserbagunaan, kesanggupan topang dan elastisitas, dan kualitas lainnya yang penting untuk dasar bangunan sebuah rumah.

Apabila anda menginginkan pernikahan yang akan bertahan terhadap masa-masa pencobaan dan selamat dari malapetaka, anda perlu “menuangkan adukan semen” pada fondasi yang kuat dan stabil. Tetapi bagaimana caranya?  

1. Jangan membangun tanpa perencanaan.

Apabila anda ingin menciptakan sesuatu yang indah dan bertahan, anda memerlukan sebuah perencanaan yang baik. Apabila perencanaan anda tidak melanggengkan hari pernikahan anda, jangan berharap banyak.

Allah menawarkan sebuah rencana yang dimulai dengan visi tentang apa yang Dia kehendaki  dalam diri anda untuk anda bangun di dalam pernikahan anda, dan Dia memberikan ajaran pada setiap tahap persiapan dan pembangunan pernikahan anda.

Adukan semen untuk fondasi rumah dituang secara bertahap, dan seperti halnya dengan pekerjaan lainnya, hal ini memerlukan persiapan. Apabila proses penuangan itu diibaratkan seperti hari pernikahan, maka memahami masa depan pasangan anda bisa diibaratkan seperti meratakan tanah dan membentuk tuangan yang ke dalamnya adukan itu dituangkan.

Hal ini mengimplikasikan sebuah desain. Di mana rumah itu akan dibangun? Seperti apa bentuk rumah itu? Seberapa besar rumah yang akan dibangun? Berapa banyak adukan semen yang akan dibutuhkan untuk fondasi penopang rumah itu? Kita mengembangkan ide seperti ini dalam hal pernikahan dan keluarga yang kita inginkan dengan cara melihat dan menghormati pasangan kita dengan penghormatan yang tinggi. Apa yang kita sukai tentang dia?

Berikutnya, persiapkan sebuah sketsa dari apa yang anda inginkan. Tetapi perlu diingat bahwa sementara kita sering berfokus pada apa yang kita inginkan pada pasangan kita, kita juga perlu mempersiapkan diri kita. Kita perlu membuat checklist karakter pada seorang yang berpotensi menjadi pasangan kita, tetapi apakah kita pernah membuat checklist pada diri kita sendiri? Seperti apa jati diri yang anda inginkan supaya fondasi pernikahan anda kuat dan mampu menopang sebuah keluarga yang sehat?

Coba kita bayangkan untuk melibatkan seorang arsitek profesional ke dalam proses perancangan bangunan itu. Dan ahli ini adalah pastor anda [gembala sidang atau pendeta] atau seorang konselor profesional yang memberi pandangan atas nilai hakikat tentang pernikahan yang anda jalani. Adalah pekerjaan si arsitek untuk menolong anda sehingga anda memastikan agar tujuan rancangan anda berhasil baik dan mampu membantu anda untuk melihat di bidang mana ada terdapat cacat, yakni yang bisa menjebak anda.

Gary* dan istrinya, yang telah menikah selama lima tahun, sudah menjalani empat sesi konseling  yang mencakup tes kecocokan dan melihat kesamaan apa yang terdapat pada diri mereka masing-masing dan di bidang apa yang mungkin terdapat potensi permasalahan. 

Hubungan Elaine* dan suaminya, Jim, telah berjalan kokoh dan solid selama 35 tahun karena  beberapa faktor, misalnya, mereka telah pacaran selama empat tahun sebelum menuangkan “adukan semen fondasi” bagi pernikahan mereka.

Akan tetapi kehidupan Amanda* menceritakan kisah yang berbeda. Menikah dan bercerai dua kali, kedua hubungan yang dia alami menumbuhkan keretakan sebelum proses pembangunan mulai. Suami pertamanya adalah hasil hubungan paksa [pemerkosaan] setelah saling kenal selama tiga bulan. (Pada tahun 60an pernikahan sepertinya bisa disesuaikan bagi orang yang sudah hamil pada usia 17 tahun). Dalam contoh ini tentu tidak ada masa atau proses yang mempersiapkan sebuah fondasi yang kokoh, dan kualitas utama dari “adukan semen” untuk fondasi itu telah hilang.

Mempersiapkan untuk penuangan “adukan semen” untuk fondasi pernikahan berarti menyempatkan waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Elaine mengaitkan kesuksesan pernikahan mereka pada kemampuan untuk melihat Jim dalam banyak situasi yang berbeda selama empat tahun pacaran yang mereka jalani. 

“Saya ingin melihat entah dia memiliki hati untuk melayani, bagaimana dia berperilaku terhadap anak-anak dan, yang paling penting, bagaimana komitmennya kepada Allah.” Para ahli juga menganjurkan untuk memperhatikan bagaimana kemungkinan seorang pasangan memperlakukan orangtuanya dan keluarganya. 

Akan tetapi, Amanda, menyadari bahwa dia begitu lugu dan dengan mudah dimanipulasi oleh orang yang menjadi suami keduanya. Dia terlalu cepat untuk mempercayainya, ingin mempercayai bahwa itu yang terbaik tanpa memahaminya secara benar. Dia berkompromi terhadap hubungannya dengan tidak ada desain atau rencana yang matang yang merupakan panduannya.

2. Jangan kompromi dengan kualitas.

Mengerjakan adukan semen itu termasuk pekerjaan yang rumit; pengadukan bahan-bahan campuran harus dikerjakan dengan benar. Para ahli menjelaskan bahwa apabila “proporsinya tidak seimbang, maka hasil adukan tersebut akan kurang kuat dan ketahanannya tidak bertahan lama.

Suami Elaine, yang adalah juga seorang pendeta, telah melakukan observasi selama  bertahun-tahun melakukan konseling terhadap orang lain ketika itu menyangkut pasangan anda, “anda melihat ada yang kurang di dalam dirinya.”

Sebagai seorang konselor, saya sering menemukan bahwa orang mengabaikan apa yang mereka lihat ketika mereka pertama kali kencan, atau mereka mengartikan itu menjadi sesuatu yang sebaliknya. Saya mendengar orang berkata begini, “Saya sungguh mencintainya.” Meskipun calon pasangan ini sadar bahwa orang yang dimaksud itu adalah seorang peminum berat dan apabila dia sedang mabuk dia berubah dan menjadi kasar. Atau saya mendengar seorang laki-laki berkata bahwa wanita yang dia inginkan untuk dinikahi sangat lekat dan sangat bergantung secara emosi, tapi itu tidak masalah sebab dia membuat pasangannya merasa penting – ini di saat-saat awal.

Sebagaimana yang dikatakan suami Elaine, jika anda merasa sedikit kurang cocok daripada apa yang anda lihat, maka anda perlu memahami apa itu yang anda abaikan yang akan melemahkan fondasi? Adakah bahan-bahan yang hilang dalam diri anda atau di dalam diri pasangan anda yang anda biarkan? Kesalahan yang paling umum terjadi dengan adukan semen itu ialah bahwa kita sendiri melemahkannya. Jika demikian, mengerjakan adukan biasanya lebih mudah pada awalnya, namun pada akhirnya akan terjadi kompromi terhadap integritasnya.

Apakah anda sedang meremehkan nilai-nilai atau harkat anda? Nilai atau harkat adalah elemen yang menempa karakter kita, dan karakter adalah tulang penopang yang memperkuat fondasi pernikahan kita.

Apabila anda merasa sedikit kurang cocok, jangan sekali-kali berharap bahwa anda bisa mengubah dia. Apabila anda menikah dan berpikiran bahwa anda dapat mengubah bahan-bahan dan membentuk dia sesuai selera anda daripada apa dia sekarang, maka anda akan hanya menipu diri anda sendiri.

Tidak akan berhasil dengan cara demikian. Ya, pernikahan akan mengubah anda. Akan tetapi, sekali dituang pada bentuk tuangan yang telah anda buat, maka itulah fondasi anda. Jadi, mulailah dengan bahan bangunan yang terbaik yang bisa anda dapatkan dan pergunakanlah alat yang terbaik yang tersedia untuk menjaga agar fondasi itu tetap kuat, bertahan setelah dituang.

3. Jangan menyerah terhadap perencanaan, meskipun itu menghadapi kesulitan.

Adukan semen memerlukan waktu untuk menjadi padat setelah dituang, dan semakin hari adukan itu akan semakin kuat. Akan tetapi hampir semua adukan akan bisa retak pada akhirnya apabila saat mengaduknya tidak baik, atau karena pengaruh tanah yang menopangnya ataupun karena tekanan. Ahli bangunan paham akan hal ini, jadi mereka menggunakan besi tulang penguat untuk menyokong adukan itu, dan seringkali membuat sambungan untuk mengontrol di mana keretakan itu terjadi.

Tulang penopang pernikahan sebaiknya menjadi bagian dari desain yang anda buat. Anda perlu mengantisipasi keretakan seperti apa yang akan timbul terhadap rencana anda bagaimana anda akan menghadapinya. Akan tetapi, sayangnya, terlalu banyak pasangan memperlakukan masalah mereka sebagai alasan untuk merubuhkan bangunan itu dan memulai yang baru lagi, daripada mengantisipasi dan merencanakan bagi mereka.

Keretakan seringkali tidak terelakkan dalam pernikahan. Anda tidak bisa menyatukan dua insan yang tidak memiliki kesamaan – dengan sudut pandang yang berbeda, gaya hidup yang berbeda, dan lain sebagainya. – dan mereka tidak saling menonjolkan ujung yang paling tajam dari kepribadian mereka. Sebab melalui keuletan pernikahan itu sendirilah yang bisa menajamkan ujung kepribadian dan akan memuluskan jalan bagi terbentuknya kekokohan fondasi pernikahan dari satu “adukan yang solid.”   

Pada akhirnya, skema pernikahan yang kokoh dan yang ditahbiskan Allah terdapat di Efesus 5. Di sini kita menemukan garis besar ajaran untuk suami dan istri yang mencontohkan peranan kita dan tanggung jawab di dalam pernikahan. Di sini kita melihat bagaimana Kristus memperlakukan orang: dengan kasih, kerendahan hati, kebaikan dan sikap melayani. Apabila anda mengikuti skema ini, pernikahan anda akan mampu menyerap dan menyaring ketegangan-ketegangan yang akan datang.

Akan tetapi, kadang-kadang, kita percaya bahwa masalah kita terlalu banyak untuk diselesaikan. Barangkali kerusakannya telah terjadi disebabkan rendahnya kualitas material adukan untuk fondasi, kurangnya persiapan yang dilakukan atau telah ada kompromi yang struktural. Mungkin kita telah menjadi korban erosi atau telah diruntuhkan oleh sebuah pilihan yang salah. Tanpa mempersoalkan dari mana kerusakan itu datang, hal itu adalah proses yang menyakitkan bagi setiap orang dengan trauma yang berkepanjangan. Allah membenci perceraian atas alasan-alasan ini (Maleakhi 2:14-16).

Itu sebabnya mengapa proses desain memerlukan banyak waktu dan usaha sebelum anda menuang “adukan semen” untuk fondasi. Akan tetapi, apabila, anda telah menuangkan fondasi secara prematur, jangan menyerah dan mulai dari awal lagi. Hal itu akan memerlukan kerja keras dan memerlukan usaha yang berdedikasi, akan tetapi dengan bantuan “arsitek” anda, anda dapat membangun sesuatu yang indah yang akan bertahan selama hidup anda.

Saat berkata “Ya, saya bersedia”

Dengan memperhatikan perkataan “jangan” ini dan aspek-aspek lain dari persiapan pernikahan mungkin kelihatannya tidak romantis atau menyenangkan, tetapi itu semua sangatlah vital untuk memastikan percintaan dan kasih yang bertahan sepanjang hidup anda.

Setelah anda sudah meratakan dan memadatkan tanahnya, sudah menetapkan bentuk dan mengikat ketat besi tulang anda, anda akan siap untuk hari penting dimana anda akan menuang adukan semen untuk fondasi anda.

Jadi, bersenanglah pada hari pernikahan anda; itulah saat perayaan yang menandai pembangunan hidup baru anda bersama. Akan tetapi apabila anda inginkan itu bertahan sampai akhir hayat, ingatlah perkataan “jangan” anda sebelum anda berkata “Ya saya bersedia!”

Bacalah lebih lanjut nasihat-nasihat pernikahan di situs ini yang diterjemahkan dari Life, Hope & Truth; antara lain artikel yang berjudul “Bagaimana Memiliki Kebahagiaan dalam Pernikahan.” Silahkan mengklik tautan di bawah ini.

*Nama klien telah disamarkan demi kenyamanan privasi. Debbie Pierce adalah seorang konselor berlisensi dengan pengalaman selama 23 tahun bekerja menangani masalah pernikahan dan keluarga yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat.

 

 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry