10 Pertanyaan Yang Perlu Anda Pertimbangkan Sebelum Anda Menikah

Oleh: Jeremy Lallier

https://lifehopeandtruth.com/relationships/dating/questions-before-you-get-married/

Entah anda mempunyai seorang yang spesial dalam hidup anda saat ini atau tidak, berikut 10 pertanyaan untuk anda pertimbangkan di saat anda memilih pasangan hidup.

Pernikahan adalah peristiwa yang sangat penting.

Terkecuali hubungan anda dengan Allah, pada kenyataannya pernikahan itu barangkali sebuah komitmen penting, yakni yang paling mengubah hidup anda dan yang jangkauannya paling luas yang pernah anda buat di semua aspek kehidupan anda.

Akan tetapi keputusan membuat komitmen kepada Allah pada saat baptisan sedikit lebih kontras daripada membuat keputusan terhadap pernikahan. Pertanyaan terpenting dengan baptisan ialah, “Apakah anda akan komit kepada jalan hidup Allah atau tidak? Dengan pernikahan, ada kekusutan lain yang harus anda pahami dengan siapa anda harus membuat komitmen, dan bagaimana anda bisa yakin bahwa dialah orang yang cocok bagi anda, dan apa yang sebaiknya anda persiapkan dan lakukan untuk benar-benar yakin.

Yang dapat menolong jalannya proses ini berjalan baik ialah memahami pertanyaan yang perlu kita tanyakan – dan itu sebabnya kami mengurutkan 10 pertanyaan penting tentang orang yang dengannya anda ingin menghabiskan waktu selama hidup anda.

Apakah pertanyaan-pertanyaan ini sudah komprehensif untuk harus anda pertimbangkan sebelum anda menikah? Jawabannya tentu tidak. Tetapi ini merupakan tempat untuk memulai – dan apabila anda mau menjawab kesepuluh pertanyaan ini secara jujur, maka pertanyaan ini akan memberikan anda gambaran yang lebih jelas entah anda sudah pada jalur yang benar atau tidak – entah orang yang anda ingin nikahi itu cocok atau tidak.

1. Apakah dia menunjukkan kasih dan hormat kepada anda?

Barangkali pertanyaan ini terlihat jelas, tetapi itu mudah terpeleset pada daya tarik satu sama lain demi cinta dan hormat. Hanya karena anda menyukai satu sama lain itu bukan berarti hubungan anda secara otomatis berlabuh oleh kedua kualitas ini, jadi cobalah gunakan waktu untuk sungguh-sungguh mempertimbangkan itu.

Paulus berkata kepada jemaat di Efesus, “Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya” (Efesus 5:33)

Kita tidak menunjukkan kasih dan hormat secara kebetulan. Kedua elemen ini tidak terjadi begitu saja. Tetapi kita harus berusaha setiap hari menunjukkannya dan melakukannya – dan untuk lebih baik memahaminya sesuai perspektif Allah akan maknanya. Jika orang yang hendak anda nikahi tidak secara aktif menunjukkan kasih dan hormat kepada anda, maka fondasi pernikahan anda akan timpang dari hari pertama.

2. Apakah anda bergerak menuju tujuan yang sama?

Amos bertanya, “Apakah dua orang akan berjalan bersama-sama, kecuali jika mereka telah bersepakat?” (Amos 3:3). Dengan memasuki janji pernikahan dengan seseorang, anda setuju untuk menempuh hidup dengan dia selama hidup anda.

Apa yang anda inginkan dari pernikahan? Keluarga yang bagaimana yang anda inginkan dari kehidupan keluarga anda? Apa gol karir anda? Jika masing-masing anda menuju ke arah yang berbeda dalam hidup, maka pernikahan anda akan menemui ketegangan. Tetapi jika anda berdua hidup bersama dengan tujuan yang sama, bekerja dengan gol yang sama di dalam hati dan beroperasi dengan nilai atau standar yang sama, maka hubungan anda akan mekar dan akan bertumbuh seiring waktu.

3. Bagaimana dia menghadapi situasi yang menegangkan?

Mudah bagi kita untuk merasakan yang terbaik dalam hidup kita jika segala sesuatu berjalan lancar – dan pada awal suatu hubungan, biasanya semua berjalan mulus, tidak ada perasaan tegang atau stres. Dan kita beranggapan akan selalu seperti itu – tetapi kenyataannya tidaklah seperti itu. Hidup akan menyuntikkan stres ke dalam hubungan anda dengan kata lain masa-masa sulit dan ketegangan akan selalu ada dalam kehidupan, dan penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana calon pasangan anda menghadapi situasi-situasi seperti itu?    

Pada awal hubungan kami, saya dan calon istri saya berbelok arah pada belokan yang salah ketika kami jalan-jalan dengan kendaraan mobil. Belokan itu membawa kami ke sebuah area yang belum pernah kami jalani dan di jalan ini sedang ada perbaikan.

Itu adalah suatu pengalaman yang sungguh membuka mata karena kami berdua telah melihat bagaimana dia dan saya menangani ketegangan yang tidak terduga. Kami bisa keluar dari situ dengan selamat dan (relatif) tidak terluka, dan hubungan pemula kami lebih kuat karenanya.

 “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,” kata kitab Amsal “dan orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota,” (Amsal 16:32). Pernikahan berfungsi lebih baik ketika orang-orang di dalamnya mengetahui bagaimana menguasai rohnya ketika situasi menjadi sulit – sebab keadaan itu akan menjadi sulit.

4. Bagaimana dia memperlakukan orang lain?

Satu observasi paling penting yang anda bisa lakukan untuk memahami orang yang anda ingin nikahi itu ialah dengan melihat bagaimana dia memperlakukan orang lain – khususnya mereka yang sungguh tidak bisa melakukan itu. Kasir, pramusaji, karyawan, atau orang asing sekalipun, juga pengguna Internet yang tak beridentitas. Ketika tidak ada reaksi atau akibat atas perlakuan kasar atau ketidakramahan terhadap dia, pribadi semacam apa yang dia perlihatkan?

Amsal menggambarkan perempuan yang ideal sebagai seseorang yang “memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin” (Amsal 31:20), dan Yesus telah memberi kita Golden Rule [Kaidah Kencana]: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 7:12). Pastikan pasangan masa depan anda adalah seseorang yang mengulurkan kebaikan dan kasih sayang kepada orang lain, meskipun dia tidak mendapat sesuatu sebagai imbalan dari situ.

5.  Bagaimana jika tidak terjadi perubahan?

Apa sifat yang paling menjengkelkan dari calon pasangan anda?

Anda paham maksud saya, kan? OK. Sekarang, jika sifat itu tidak pernah berubah – jika anda sudah mengerti bahwa sifat itu akan terus mengganggu dan tetap ada selama hidup anda sebagai manusia – apakah anda masih mau menikah dengan orang seperti itu?

Itu suatu taruhan yang berbahaya untuk dibawa ke dalam pernikahan yang mengharapkan pasangan anda untuk berubah dengan cara yang spesifik. Tentu, hidup penuh dengan segala perubahan, namun untuk semua yang anda tahu, ciri atau sifat spesifik itu akan tetap tinggal selamanya atau bahkan akan lebih buruk lagi. Dan apabila demikian halnya, apakah anda merasa ok seperti itu? Atau bukankah itu suatu pemecah kesepakatan? Ikrar pernikahan itu adalah sesuatu yang sangat permanen (Matius 19:9), jadi itu sangat penting bahwa kita jangan mengandalkan perubahan yang tidak mungkin terjadi.  

6. Seberapa fokuskah dia pada pengembangan diri?

Secara kontras terhadap pertanyaan nomor 5 di atas, menjadi seorang Kristen berarti harus komit untuk berubah. Mengikuti Allah berarti mencari di mana kita gagal di dalam ekspektasiNya dan belajar bagaimana berbuat lebih baik.

Salah satu kualitas yang harus dimiliki calon pasangan ialah hasrat untuk berubah dan bertumbuh pada segi kehidupan yang ditunjukkan Allah untuk diperbaiki. Pastikan anda memiliki harapan untuk menikah dengan seseorang yang berusaha untuk bertumbuh di dalam kehidupan Kristen. 

7.a. Untuk wanita: Apakah calon suami anda ini adalah orang yang layak anda ikuti dan dukung, meskipun anda tidak selalu setuju dengan pendapatnya?

Paulus menuliskan sebuah instruksi yang mungkin sulit untuk diikuti: “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu” (Efesus 5:22-24)

Tetapi di dalam hubungan pernikahan, sebagian dari peran istri ialah tunduk kepada suaminya. Perempuan, itu bukan berarti bahwa anda tidak diperbolehkan untuk membicarakan keprihatinanmu atau menyatakan harapanmu sementara suami anda memberi pimpinan. Jadi bukan berarti anda diharapkan menjadi seperti budak atau anda diharapakan untuk tunduk pada hal-hal yang bertentangan terhadap ajaran Allah. Tetapi pernikahan itu sungguh dimaksudkan bahwa anda tunduk mengikuti arahan suami, meskipun anda berpikir ke arah lain itu mungkin lebih baik.

Pastikan anda menikah dengan seorang laki-laki yang tidak bermasalah bagi anda untuk harus mengikutinya.

7.b.  Untuk pria: Apakah wanita ini yang pendapatnya anda akan hargai dan pertimbangkan, meskipun anda tidak setuju dengan dia?

Paulus juga menuliskan instruksi bagi suami: “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Efesus 5:25). Kalimat bagian akhir ini yang sering diabaikan. Hai suami, tugas kita adalah untuk mengasihi istri kita sebagaimana Kristus mengasihi Jemaat. Itulah kasih yang dalam – kasih yang menyangkut pengorbanan diri dan dedikasi yang teguh. Seorang suami sebaiknya membuat keputusan yang menempatkan nilai yang lebih tinggi pada istrinya dan keluarganya daripada dirinya sendiri.

Meskipun hal itu merupakan tanggung jawab kita untuk mengambil kemudi hubungan, kita tidak berarti bosnya atau direkturnya. Kita adalah suami, dan kita harus memberi “hormat kepada istri, sebagai teman pewaris dan kasih karunia” (1 Petrus 3:7).

Pastikan anda menikah dengan seorang wanita yang pikirannya dan pendapatnya akan mendukung anda sebagai pemimpin untuk membuat keputusan yang lebih baik .

8. Bagaimana hubungannya dengan Allah

Paulus juga memberi perkataan yang lebih tegas: "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait Allah yang hidup menurut firman Allah ini” (2 Korintus 6:14-16).

Perkataan Paulus ini bukan masalah pilihan. Itu bukan masalah alternatif. Itu bukan suatu anjuran, harapan atau sebuah skenario terbaik. Hal ini harus berpulang pada pemahaman kedua pasangan yang memiliki satu tujuan. Jika orang yang anda sukai itu tidak percaya kepada Allah atau hidup menurut ajaranNya, bagaimana anda dapat berharap untuk bisa hidup bersama dia?

Atau jika keyakinan itu atau jalan hidup itu merupakan sesuatu yang dikesampingkan, yakni sesuatu yang dikesampingkan demi sesuatu yang lain, apakah anda anggap perintah “bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:18) akan lebih mudah atau lebih sulit bagi anda?

Menikahlah dengan seseorang yang dedikasinya kepada Allah, yakni untuk hidup di jalanNya, menginspirasikan anda untuk berbuat lebih baik di dalam kehidupan anda.

9. Apakah dia akan menempatkan kepentingan Allah di atas kepentingan anda?

Nah, sekarang kita masuk ke dalam teritori yang sungguh sulit. Ini bukan gambaran yang dilukiskan Hollywood ketika berbicara tentang roman atau percintaan – atau kutipan-kutipan inspirasi pada sosial media yang maknanya bahwa dunia di sekitar kita berkata bahwa cinta sejati ialah menemukan seseorang yang membuat anda menjadi titik fokus dunianya, yang menempatkan anda di atas segala sesuatu.

Pernikahan mencakup begitu banyak masalah, tetapi tidaklah seharusnya demikian – tidak sama sekali!

Allah sangat serius ketika Dia berkata, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Keluaran 20:30). Dia tidak main-main atau ucapanNya itu bukanlah lelucon. Jangan ada apapun – apapun, bahkan termasuk juga istri atau suami tercinta anda, sama sekali jangan – Jangan ada yang menduakan hubungan anda dan Allah (Ulangan 13:6-8).

Yesus juga menegaskan bahwa kepentingan Allah harus menjadi yang utama ketika Dia mengucapkan perkataanNya yang termasyur itu, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).

Ketika kita kehilangan arah siapa yang kita utamakan dalam hidup kita, maka sisi lain kehidupan cenderung datang mengecewakan. Tetapi ucapan, “Maka semuanya” – yakni semua berkat dan kebaikan dari kehidupan, termasuk pernikahan – datang sebagai urutan ke-2 bagi Allah.

Apabila anda menghendaki sebuah pernikahan yang sukses, maka pastikan anda mencari seseorang yang menempatkan Allah di atas segalanya – yang pertama – dan anda yang ke-dua.

10. Bagaimana hubungan anda dengan Allah?

Akan tetapi, apabila semua ini mengasumsikan satu poin penting – yakni bahwa anda sungguh mementingkan Allah. Bahwa anda berjuang untuk menempatkan Dia yang pertama di dalam hidup anda. Bahwa anda memperlakukan orang lain dengan kasih. Bahwa anda sedang berusaha untuk memperbaiki diri dan bertumbuh sebagai seorang anak Allah. Karena memang itu adalah hubungan timbal balik – jika anda menanyakan poin-poin ini tentang orang yang anda hendak nikahi, maka harapannya orang itu juga akan bertanya poin-poin ini tentang diri anda.

Entah pada saat ini anda telah mempunyai seseorang spesial dan anda sedang meneliti dia dengan pertanyaan-pertanyaan ini atau barangkali anda sedang mencari seorang calon, maka salah satu yang paling penting yang anda bisa lakukan ialah dengan memastikan anda mengukurkan dia terhadap kesepuluh pertanyaan ini. Ini adalah sebuah proyek sepanjang hidup, dan akan selalu ada ruang bagi kita masing-masing untuk terus memperbaiki diri kita – keduanya untuk kebaikan kita dan pasangan kita.

Kitab Amsal menceritakan kepada kita bahwa “orang yang mendapat istri, mendapat sesuatu yang baik dan ia dikenan TUHAN” (Amsal 18:22), dan sekali lagi, “Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN” (Amsal 19:14).

Pernikahan – bila kita jalani dengan orang yang tepat dan pada masa yang tepat –  merupakan berkat yang indah dari Allah, dan tidak akan pernah terlalu dini (atau lambat) untuk mulai mempersiapkannya.

Apakah anda ingin informasi lebih lanjut? Silakan membaca artikel kami yang berjudul “5 Sifat atau Ciri Yang Perlu Pria Perhatikan pada Wanita Saleh” dan “5 Sifat atau Ciri Yang Perlu Wanita Perhatikan Pada Pria Saleh.”  Silakan mengklik tautan di bawah ini dan telusurilah untuk artikel-artikel lain yang berhubungan dengan pernikahan:

http://philippines.cogwa.org/articles/entry/5-sifat-atau-ciri-yang-perlu-wanita-perhatikan-pada-pria-saleh

http://philippines.cogwa.org/articles/entry/5-sifat-atau-ciri-yang-perlu-pria-perhatikan-pada-wanita-saleh

 Sidebar [pelengkap konten]: Bagaimana Anda Bisa Merusak Pernikahan Anda di kemudian hari – bahkan sebelum mulai

Di berbagai negara, sekitar 50% dari seluruh pernikahan berakhir dalam perceraian

Ini menunjukkan kegagalan – terutama ketika anda menganggap bahwa tidak seorang pun yang memasuki ikrar pernikahan dengan harapan bahwa hubungan mereka akan akhirnya berantakan.

Sayangnya, ada norma-norma sosial dan keputusan yang dibuat orang setiap harinya yang dapat membuat asuhan pernikahan semakin sulit. Dan lagi, beberapa dari norma-norma ini dapat bertabrakan pada pernikanan masa depan anda jauh sebelum anda merencanakan pernikahan itu (atau bahkan sebelum anda punya pasangan).

Jika anda menginginkan sebuah pernikahan yang kokoh, berikut ini dua batu sandungan atau perangkap yang harus anda hindari – dan mengapa:

Kumpul kebo

Hidup bersama tanpa pernikahan resmi merupakan hal yang sudah biasa terjadi sekarang ini sehingga sangatlah mengejutkan bagi banyak orang apabila dua pasangan memutuskan untuk tidak hidup bersama sebelum mereka menikah. Sebagian besar orang menganggap kumpul kebo itu sebagai sebuah cara untuk test-drive [sebagai cicipan pendahuluan] – untuk melihat entah segalanya menyenangkan sebelum membuat komitment besar.

Berikut ini adalah sebab mengapa itu akan menjadi masalah:

Pernikahan bukanlah sesuatu yang segala sesuatunya harus berjalan sempurna. Fakta bahwa jika ada satu hal yang anda bisa andalkan dalam pernikahan, maka itu adalah bahwa perjalanan pernikahan tidak akan berjalan dengan sempurna. Jika anda sekarang kumpul kebo – jika anda berdua hidup bersama, tidak terikat dalam pernikahan tetapi hanya dengan perasaan suka – maka akan jauh lebih mudah untuk keluar dari hubungan itu ketika masalah timbul.

Pernikahan – setidaknya jenis pernikahan yang dikehendaki Allah untuk kita jalani – adalah suatu komitmen yang mengikat antara dua insan. Itu adalah suatu persetujuan bahwa ketika keadaan menjadi sulit, si suami dan si istri harus berusaha untuk menyelesaikannya berdua.

Anda tidak bisa hanya mecoba-coba seperti mencoba mobil pada test-drive.

Lebih daripada itu, Allah merancang penyatuan seks hanya antara suami dan istri secara khusus. Alkitab berkata, “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah” (Ibrani 13:4). Seks berfungsi sebagai pengikat yang kuat antara suami dan istri – tetapi semakin potensi pernikahan itu anda jadikan sebagai test-drive, maka semakin tipis dan lemah pulalah pengikat hubungan itu ketika akhirnya anda berkata, “Ya saya bersedia” – untuk menikah dengan pasangan tersebut. 

Konten seksual

Payung yang satu ini mencakup banyak hal. Ya, kita sedang berbicara tentang pornografi di sini, tetapi juga tentang apa saja yang menggunakan ide penggagas seks sebagai sebuah cara yang bersifat provokatif. Dan itu melibatkan segala sesuatu dari adegan seks seperti terlihat di film-film populer hingga iklan yang mendorong anda untuk lebih fokus pada aksi menarik yang ditampilkan di situ dan bukan pada produk itu sendiri. 

Pahamilah bahwa dunia ini sedang menjual begitu banyak konsep palsu kepada anda apa itu seks dan bagaimana memperlakukannya. Semakin banyak anda membiarkan khayalan itu masuk ke pikiran anda – maka anda akan semakin percaya apa yang dijelaskan dunia ini seperti apa seks itu – dengan demikian anda akan semakin kecewa dan frustrasi ketika pernikahan anda sendiri gagal mengikuti ekspektasi mustahil itu.

Seks merupakan suatu anugerah Allah yang fantastis dan yang menakjubkan untuk memperkokoh dan memperindah eksistensi pernikahan, dan itulah sebabnya Setan sungguh semangat untuk merendahkan dan menjadikannya remeh. Anda tidak perlu menikah apabila pernikahan masa depan anda terbentur kepada hal-hal yang negatif  - tetapi kabar baik ialah bahwa kebalikannya juga benar. Anda tidak perlu pada status menikah untuk menentukan pernikahan anda menjadi sesuatu yang sukses. Membuat keputusan yang baik sekarang – dan menghindari hal-hal yang buruk – akan dapat membuat semuanya berbeda di kemudian hari.  

—Jeremy Lallier

 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com 

 

 

Tracker Pixel for Entry