Pilihan yang Salah

oleh Dave Johnson

https://lifehopeandtruth.com/change/sin/deadly-sins/wrong-choice/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Elohim berfirman, “Tetapi dari pohon pengetahuan baik dan jahat engkau tidak boleh memakannya”        

 (Kejadian 2:17). Sedihnya, Adam dan Hawa justru memilihnya. Bagaimana kita menghindari pilihan yang salah?

 

 

 

 

 

 

 

Bagaimana menghindari diri untuk tidak membuat pilihan yang salah?

Di dalam seri artikel tentang dosa maut, kita sudah membahas “Godaan” dan “Keinginan.”  Sekarang mari kita lihat tahap berikutnya untuk menghindari jalan dosa: Pilihan yang salah atau salah pilih.

Adam dan Hawa dihadapkan dengan sebuah pilihan terbaik pada saat hari-hari pertama mereka di Taman Eden. Pohon kehidupan dan semua pohon lainnya yang ada di taman itu untuk kesehatan dan kebahagiaan, tetapi Elohim melarang mereka makan dari buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat yang berujung maut itu.

Pilihan yang salah yang dibuat Adam dan Hawa itu dicatat di dalam Alkitab. Entah kita berpikir tentang hal itu atau tidak, kita juga membuat pilihan-pilihan setiap hari. Ketika dihadapkan dengan pikiran membuat pilihan yang benar atau salah, kita biasanya digoda untuk membuat pilihan yang buruk. Apa yang menjadi faktor penentu untuk pilihan yang kita akan ambil?

Kerangka untuk memilih

Pilihan-pilihan yang kita buat dan tindakan yang kita lakukan di dalam hidup merupakan akibat dari pikiran kita yang masuk ke dalam hati kita setiap hari. Perhatikan Lukas 6:45: “Orang yang baik mengeluarkan hal yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik, dan orang yang jahat mengeluarkan hal yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Apa yang diucapkan oleh mulut meluap dari hati.”

“Hati” menyimpan pikiran dan perasaan yang menghasilkan tindakan dan pilihan-pilihan di dalam kehidupan kita.

Kitab Roma menjelaskan proses pikiran ini dan menghubungkannya ke dalam dua akibat yang digambarkan di dalam bacaan tentang Adam dan Hawa. “Sebab pikiran kedagingan adalah kematian, tetapi pikiran Roh adalah kehidupan dan damai sejahtera” (Roma 8:6).

Ada banyak bacaan ayat Alkitab yang menasihati kita tentang pentingnya apa yang harus kita isi ke dalam pikiran dan hati kita. Prinsip ini dibahas di kitab Mazmur: “Arahkanlah hatiku kepada peringatan-peringatanMu, dan bukan pada ketamakan. Palingkanlah mataku dari pandangan yang sia-sia, hidupkanlah aku di jalan yang Kautunjukkan” (Mazmur 119:36-37).

Rasul Paulus juga menekankan pentingnya membangun kesehatan batin/hati dengan pikiran yang positif: “Akhirnya saudara-saudaraku, segala yang benar, segala yang mulia, segala yang adil, segala yang murni, segala yang menyenangkan, segala yang baik untuk didengar, segala kebajikan, dan segala yang patut dipuji, pikirkanlah semua itu” (Filipi 4:8).

Pilihan-pilihan yang kita buat dan tindakan yang kita lakukan di dalam hidup merupakan hal yang timbul dalam pikiran kita yang memenuhi hati kita setiap hari. Jadi kita dapat bersiap untuk pilihan-pilihan ini dan memperlengkapi diri kita untuk membuat pilihan yang baik dengan cara memfokuskan pikiran kita pada hal-hal yang baik dan tetap berpegang pada hasil yang positif dari pilihan-pilihan yang baik. Tetapi apakah itu saja yang perlu kita lakukan untuk memilih dengan benar?

Pergumulan

Paulus menggambarkan suatu pergumulan di dalam batinnya yang dia hadapi sendiri. Dia juga melihat adanya dua pilihan di setiap situasi yang dia pergumulkan – pilihan yang dia ketahui yang seharusnya diambil, dan pilihan yang cenderung dia ambil. Dia cenderung mengambil pilihan yang seharusnya tidak.  

“Jadi, aku mendapati hukum ini: ketika aku hendak melakukan yang benar, yang jahatlah yang muncul padaku. Secara manusia batiniah, aku suka akan hukum Elohim; tetapi aku melihat sebuah hukum lain di dalam anggota tubuhku, yang berperang melawan hukum akal budiku, dan menjadikan aku tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota tubuhku. Aku manusia celaka. Siapakah yang akan membebaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:21-24).

Rasul Paulus merasakan pada dirinya suatu pergumulan di antara kedua pilihan ini! Lagipula, dia sering menemukan bahwa dia digoda membuat pilihan yang salah: “Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat” (Roma 7:18-19).

Jika demikian, bagaimana dengan kita semua, jika rasul Paulus pun menghadapi kesulitan untuk menghindar dari pilihan yang salah dan supaya kita selalu memilih apa yang benar?

Dan tanpa mempersoalkan pergumulan kita di dalam batin, kita harus membuat pilihan yang benar, sebab pilihan yang salah akan berujung pada kematian. Perhatikan firman Tuhan dalam Ulangan 30:19: “Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu.”

Amsal 14:12 memberi penjelasan yang lebih luas pada pikiran ini: “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”

Apakah keinginan memang seburuk itu?

Kita semua telah membuat pilihan-pilihan yang salah, dan kita bersyukur bahwa kita belum mendapat maut karena pilihan-pilihan itu. Tetapi kita harus sadar bahwa semua dosa (yang adalah pilihan yang salah – merupakan pelanggaran hukum Elohim) harus kita hentikan dalam pertobatan; dosa-dosa itu harus dihapus dan diampuni oleh darah Kristus yang tercurah. Rasul Paulus menyadari keseriusan dosa. Jadi, meskipun dia menghadapi pergumulan untuk menghindari pilihan yang salah, dia sudah pasti melakukan nasihatnya sendiri untuk tetap tinggal pada pikiran-pikiran yang bijak dan saleh untuk menolong dia memilih yang benar.

Benar bahwa semua orang akan pada akhirnya mati, tanpa mempersoalkan pilihan-pilihan yang mereka buat. Tetapi ada fakta yang lebih penting daripada kematian sebagai akhir alami hidup manusia. Pilihan-pilihan yang salah selalu mendatangkan akibat. Sejarah manusia (dari zaman Adam dan Hawa) merefleksikan serangkaian pilihan-pilihan yang salah yang mengakibatkan peperangan, kemiskinan dan kehancuran. Dan orang-orang yang belum bertobat atas pilihan-pilihan yang salah akan mengalami kematian kekal.

Lihat sisi terpenting di baliknya

Pengorbanan Yesus Kristus memberikan masa depan bagi umat manusia, yakni hidup yang jauh lebih mulia daripada hidup dalam daging dan darah. Umat manusia tidak ditakdirkan untuk siklus dosa dan kematian yang tidak terelakkan itu! Ini perkataan Yesus: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:9-10).

Yesus Kristus menghendaki kita untuk memiliki hidup; dan Dia tidak ingin melihat kita jatuh pada pilihan-pilihan yang salah. Untuk penjelasan lebih lanjut akibat pilihan-pilihan yang salah dan untuk alternatif terhadap pilihan-pilihan yang salah, bacalah artikel berikutnya pada seri ini, yang berjudul “Efek Dosa.” (Artikel ini akan dimuat segera pada situs ini).

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry